Melihat Tradisi : Manjalang Buya Lubuk Landur’, Sejarah Penyebaran Islam di Pasbar

    Melihat Tradisi : Manjalang Buya Lubuk Landur’, Sejarah Penyebaran Islam di Pasbar

    PASAMAN BARAT, -  Ada tradisi setelah selesai puasa enam bulan Syawal di Jorong Lubuk Landur, Nagari Aua Kuning, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar).

    Namanya ‘Manjalang Buya Lubuk Landur’ yang merupakan tradisi turun-temurun dan terus terjaga hingga saat ini.

    Uniknya, tradisi ‘Manjalang Buya Lubuk Landur’ ini tidak hanya bagi masyarakat atau cucu kemanakan para Buya (pemuka agama) Lubuk Landur, melainkan juga menjadi kebiasaan oleh Pemerintah Daerah.

    Seperti halnya pada Idulfitri 1443 Hijriah, di mana rombongan Pemerintah Daerah yang dipimpin langsung Bupati Pasbar Hamsuardi berjalan kaki dari Kantor Wali Nagari Aua Kuning menuju Surau Buya Lubuk Landur.

    Tidak hanya rombongan Pemerintah Daerah, rombongan Bundo Kanduang yang menjunjung ‘jamba’ turut diiringi oleh ninik mamak, alim ulama, tokoh adat dan para anggota DPRD serta masyarakat umum lainnya.

    Diketahui, tradisi ini dilaksanakan setiap tahunnya dalam rangka menghormati Syekh Lubuk Landur. Di mana Jorong Lubuk Landur ini merupakan salah satu pusat pengembangan agama Islam di Pasaman Barat.

    Sejak Islam masuk ke Nagari Aua Kuniang, boleh dikatakan pusat Islam Pasaman Barat terletak di Jorong Lubuk landur.

    Acara adat ini dilaksanakan di Surau Buya Lubuak Landur yang biasanya diadakan pada hari ke enam pasca-Lebaran. Surau ini didirikan oleh Buya Lubuk Landur yang dimanfaatkan masyarakat selain untuk beribadah sehari-hari juga untuk ‘basuluak’ pada waktu-waktu tertentu.

    Di luar acara tradisi ‘Manjalang Buya Lubuk Landur’, banyak masyarakat yang datang untuk memenuhi hajat ke tempat ini. Konon katanya dengan berkunjung ke makam Buya, akan dikabulkan doanya. Ada juga yang hanya berkunjung untuk berwisata baik dari dalam maupun luar daerah Lubuk Landur.

    Pada kesempatan itu, Bupati Hamsuardi meminta kepada masyarakat terutama anak laki-laki untuk mempersiapkan diri menjadi niniak mamak penerus keturunan sehingga tradisi dapat terus berjalan setiap tahunnya.

    “Memang dua tahun terakhir tidak dilaksanakan karena pandemi Covid-19. Alhamdulillah sekarang dilakukan dan berjalan dengan lancar. Saya berharap kegiatan ini terus dijaga dan dilanjutkan dari tahun ke tahun, mengingat untuk mempererat silaturahmi dengan masyarakat Pasbar, ” ujar Hamsuardi.

    Di samping itu, Bupati Hamsuardi juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut menyukseskan kegiatan ‘Manjalang Buya Lubuk Landur’ ini, sehingga terlihat ‘Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah’ terpelihara dengan baik di Pasbar.

    “Adat mamakai Syarak mangato, harus terus kita pelihara di Bumi Mekar Tuah Basamo ini, ” tuturnya.

    Selain itu, Bupati Hamsuardi mengapresiasi kegiatan keagamaan yang dilakukan di Surau Lubuk Landur juga selaras dengan program Pemerintah Daerah setempat. Seperti hafiz Al-Quran dan mengaji setiap rumah di Pasbar.

    “Semoga program ‘magrib mengaji dan hafiz Al-Quran untuk anak - anak SD dan SMP bisa berjalan dengan baik di Pasbar, ” ujar Bupati Hamsuardi. (**)

    Afrizal

    Afrizal

    Artikel Sebelumnya

    Seorang Balita Tewas Akibat Minibus Tertimpa...

    Artikel Berikutnya

    Antisipasi PMK; Kapolsek di Pasbar Sidak...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Bakamla RI Berikan Pertolongan Medis ABK KM Lintas Samudra 2 di Perairan Natuna
    Hendri Kampai: Jika Anda Seorang Pejabat, Sebuah Renungan dari Hati ke Hati
    Hendri Kampai: Indonesia Baru, Mimpi, Harapan, dan Langkah Menuju Perubahan
    Bakamla RI Berhasil Bantu MV Lena Alami Kerusakan Kemudi di Laut Natuna Utara
    Hendri Kampai: Kualitas tulisanmu adalah kualitas dirimu

    Ikuti Kami